<div style='background-color: none transparent;'></div>

Keberagaman Kebersamaan by Jitet Koestana

Keberagaman Kebersamaan by Jitet Koestana
HumOr Edisi: 73, 74, 75, 76, 77, 78, 79, 80, 81, 82, 83, 84 Januari - Desember 2018 - Tahun ke VII

Gerundelan Akhir Tahun Darminto M Sudarmo

Sunday, November 3, 2013

REPUBLIK BADUT - Kartun Jitet Koestana

Apa Pantas Rakyat Indonesia Susah?

Mari kita hitung kekayaan tanah dan airnya. Daratan sepertiga dari luas wilayah, berisi aneka tambang, aneka mineral, aneka logam, dst dst. Di bawah tanah terdapat raksasa panas bumi (buat energi terbarukan), di atasnya banyak gunung dan kaldera (potensi wisata, pertanian, tanaman obat-obatan dst dst). Di atas tanah juga tumbuh aneka hutan yg tumbuh alami maupun budidaya (potensi ekonominya tak terkira).

Laut, dua pertiga wilayah Indonesia. Di dalamnya selain ikan, biota laut, harta karun, tambang migas, dll melimpah buat budi daya aneka keperluan. Lautnya sendiri merupakan jalur pelayaran yg menghubungkan urat nadi antarwilayah yg nilai efektivitasnya tinggi. Di atas Indonesia ada udara. Modal yg nilai ekonominya dahsyat utk jalur penerbangan.

Dari laut saja, Indonesia kecurian ikan, minimal 35 triliun tiap tahunnya. Dari yang lain2 pasti banyak juga, kan? Konon, bila diurus dengan baik dan benar, dari laut saja, penghasilan dari laut saja, rakyat Ind cukup duduk manis tak perlu kerja, sudah bisa hidup makmur dan berkecukupan.

Kok ditunggu-tunggu, sekian puluh tahun merdeka, cuma begini-begini aja adanya? Begini kayanya Indonesia, tongkat kayu jadi tanama. Apa Pantas Rakyat Indonesia Susah?




 
Kartun Ifoed




INI FAKTA, BUKAN PROVOKASIONG

Di negara2 yg udah SETABIL APRESIASINYA, pekerjaan boleh beda. Ada yg kasar (blue collar job), ada yg halus (white collar job), tapi soal penghasilan? Keduanya sama2 bisa nabung dan melancong ke luar negeri.


buruh butuh pengusaha - pengusaha butuh buruh - pemerintah butuh buruh dan pengusaha - buruh dan pengusaha butuh pemerintah - semua saling membutuhkan, masa nggak ada jalan keluar, sih?



BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA

Bukan Menafikan Bahasa Gaul dan Alay


Anggap saja ini logika sodrun. Andai otoritas bahasa kita mau bekerja sama dengan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), tentu bisa diciptakan semacam "strategi budaya" agar televisi yang bersiaran secara nasional (bukan Jabodetabek) menerbitkan semacam "aturan" agar untuk acara2 yg selama ini menggunakan bahasa lokal (gaul, alay dst) sementara sidang pemirsanya adalah masyarakat seluruh Indonesia, dapat membenahi diri untuk menggunakan bahasa nasional.




Keterlanjuran yang permisif dan dianggap sebagai signal lampu hijau trhdp apa yang terjadi selama ini tampaknya bakal mengubah paradigma pemikiran masyarakat bahwa yang lokal bakal menjadi nasional dan yg nasional akan dilokalkan. Tanda2 itu tak dapat dianggap sebagai angin lalu belaka.
Polisi bahasa memang tidak diperlukan, namun politik bahasa, strategi budaya (kaitannya dg bahasa) tetap harus ada dan diefektifkan. itu kalau kita masih menganggap bahwa BAHASA MENUNJUKKAN BANGSA.

Penyair- (sasterawan?) lah yang paling gigih dan konsisten menyelamatkan bahasa Indonesia dari berbagai pengaruh dan erosi yang merusak. - Remy Sylado.
 

*ironisnya, menurut Prof Abdul Hadi WM, eksistensi sasterawan kurang diakui oleh badan otoritas bahasa. hopo tumon?*
Kartun Joko Luwarso

 

 Tipologi SDM Terdidik dan out put-nya:

1. Ilmuwan, dosen/guru, cendekiawan, jurnalis, ekspert di berbagai bidang, dan sejenis: layak dan relevan menempuh pendidikan S1, S2, S3

2. Manajer, pelaksana, praktisi/bidang keterampilan tertentu cukup di politeknik, D3, bahkan SMK. Peningkatan kompetensi/kapabilitas/pendidikan dapat dilanjutkan setelah keprofesiannya stabil.

3. Karyawan dan tenaga teknis umum: SMK/SMA, kuliah bisa dipikirkan setelah tabungan memadai.

4. Program Bea Siswa: bagi yg kompetensi IPA (sains n teknologinya) super bagus, cari sekolah berbea siswa seperti STAN, (sekolah tinggi yg diselenggarakan BPS), dan penyelenggaran bea siswa lainnya. Kuliah di sini selain gratis, dapat uang saku, belum lulus kalau IP-nya bagus sudah di-inden oleh perusahaan atau lembaga/badan yang siap menampung mereka bekerja setelah lulus nanti.

Di program ini biasanya siswa tak bisa main-main atau celelekan, karena sekali HER, maka dia langsung di-DO.

Jadi tahu kan di mana tempat yang cocok dan tepat buat kalian? Masa depan tidak harus lewat S1..... itu yang harus diluruskan....


Bahasa Anak Muda Kita

Saya pernah mampir ke seorang teman (direktur sebuah rumah produksi). Kami asyik ngobrol soal rekruetmen. Ia memperlihatkan sebuah lamaran pekerjaan yang ditulis seorang cewek. Bunyinya begini:

Hallo Bos,
Gw udah lama nganggur nih, padahal gw lulusan fakultas ekonomi perguruan tinggi ternama lho. Kasih kerjaan ya Bos, biar gw bisa beliin Mama baju dan kebaya baru. Bla-bla-bla ..... Kesel deh, udah tiga taon ngelamar kerja, kagak ada kabarnya mulu!

Salam kompak,

Cewek

*nah, hebat, kan bahasa anak muda kita?*


LAMARAN PEKERJAAN YANG MENARIK PERHATIAN

Pingin membuat lamaran pekerjaan yang dapat menarik perhatian perusahaan? Buatlah lamaran pekerjaan dalam bahasa Inggris, Mandarin, Jepang atau Korea (tentu disertai terjemahannya). Bukan pakai bahasa Gaul, apalagi Alay.... perusahaan bisa salah sangka bahwa ente manja dan childish. Itulah!

Konsekuensi seorang public figure, ia akan paling awal menikmati puji sanjung maupun caci-cerca saat fenomena baik-buruk tentang dirinya menyeruak ke permukaan. Itu "hukum" mass publication.

*Tak ingin kecebur dalam jebakan dan perangkap itu, jadilah orang-orang biasa saja. Begitu biasa dan sederhananya, sehingga orang2 malas mengingat apalagi menyebut namanya."

Ada semangat baru yang tak dapat dinafikan begitu saja. "Semua akan menjadi baik jika pendidikan di negeri ini baik."

*pendidikan yang baik itu seperti apa? di sini dibutuhkan perspektif yang fair dan obyektif*


Nah, di Surabya ada Caleg yang mencuri ponsel dan uang para santri di sebuah pondok pesantren. Rencananya hasil curian itu akan digunakan untuk sosialisasi. Ini bukan hanya gila, tapi benar-benar absurd!

Beberapa hari ini, hujan turun di petang atau malam hari. Cukup rutin. Bagi saya ia lebih menerbitkan harapan daripada janji-janji politik yg belakangan juga terlihat cukup deras meluncur ke muka bumi tapi membuat hati justru makin deg-degan dan cemas.

Kharisma terjadi karena pengakuan orang lain atas daya tarik (pesona) seseorang secara tulus dan tanpa rekayasa.

*Hampir mirip tapi beda, dibangun lewat doktrin, iklan dan survey berbiaya besar dan tanpa rasa malu....*

Realisme para pelukis Semarang yang di-"goda" Prof Tjetjep Rohendi sebagai karya "Mangga Pisang Jambu" hanya memerlukan satu langkah saja untuk keluar dari "stigma" itu, yaitu memulai dengan mengisi ide-ide di karya-karya mereka.....selanjutnya wacana pasti akan segera menganga!
Continue Reading | comments

Siap-siap Seribu Jadi Serupiah


Informasi Resmi dari Otoritas Keuangan

Continue Reading | comments

Selamat Datang Para Investor


Kartun Non-O

Continue Reading | comments

God Father di Balik Topeng Monyet


Kartun GM Sudarta - Kompas

Continue Reading | comments

SIAPAKAH SOSOK SEBENARNYA BUNDA PUTRI

BUNDA CAYA ADA DI MANA, YA? (mejadunia.blogspot.com)

By @triomacan2000

Content from Twitter


    1. Eng ing eeng… kembali kita bahas ttg sosok Bunda Putri. Siapakah dia sebenarnya ? Knpa bgtu banyak saksi tapi tdk memberi kejelasan ?

    2. Kesaksian Menteri Pertanian Suswono, Mantan Presiden PKS (LHI), anak Ketua DS PKS Ridwan Hakim dan sejenisnya juga tidak beri kejelasan

    3. Tidaklah sulit bagi Suswono, Lutfhi dan Ridwan Cs utk menyebutkan nama asli dari perempuan yang disebut dgn panggilan Bunda Putri itu

    4. Kenapa mereka tidak mau menyebut nama asli Bunda Putri itu ? Kenapa mereka malah melemparkan “bola panas” ini ke SBY, Cikeas dan Istana?

    5. Sebelum publik disuguhi teka teki siapa sesungguhnya Bunda Putri ini, ada peristiwa yang mendahului terciptanya ‘teka-teki nasional’ ini

    6. Peristiwa pertama adalah ‘meledaknya’ kasus suap terkait kuota impor daging sapi. Aktor atau wayang utamanya adalah : ahmad fathonah

    7. Ahmad Fathonah atau nama sebenarnya adalah Ahmad Olong adalah eks Terpidana 20 tahun di Penjara Barramah Australia yg tiba2 bisa ‘bebas

    8. Fatanah/ Olong terpidana 20 thn di LP Barramah, akibat penyelundupan 385 imigran asal irak ke Australia, ‘dibebaskan’ secara misterius

    9. Belakangan diperoleh informasi, Olong yg baru jalani hukuman 2.5 thn itu dibebaskan setelah dicapai kesepakatan antara pihak2 tertentu

    10. Olong lalu ‘ditanam’ di PKS sebagai agen australia yg dipinjamkan kepada ‘pemerintah Indonesia’. Ada keterlibatan mossad di sini.

    11. Apa tujuannya ? Tdk lain adalah utk misi menghancurkan PKS dari dalam. Misi itu sukses besar. KPK pun turut sebagai salah satu aktornya

    12. Itu sebabnya, KPK tanpa dasar dan tujuan yg jelas menciptakan panggung bagi media massa utk buat opini sejelek2nya seputar PKS

    13. Skenario dimulai saat presiden SBY melawat ke LN dan tiba2 fatanah (olong) ditangkap dan LHI ‘dipaksakan’ jadi TSK dan hrs ditahan sgra

    14. Kenapa LHI hrs segera dijadikan TSK dan ditahan malam itu juga? Supaya tdk ada kesempatan bagi ustad Hilmi kontak SBY yg sdg di pesawat

    15. Sesuai skenario seharusnya PKS akan terus menjadi sasaran utk dihancurkan sampai tuntas, namun ada bbrpa ‘intervensi’ yg menghambatnya

    16. Salah satu intervensi itu adalah sosok Bunda Putri yg bermanuver tanpa sepengetahuan SBY. Tdk koordinasi. Tiba2 masuk ke pusaran korupsi

    17. Sebelum isu ‘Bunda Putri’, ada ‘intervensi’ lain yg halangi kehancuran PKS sesuai skenario, yakni isu kuda2an dan bukti2 korupsi istana

    18. Ketika skenario penghancuran PKS sdh demikian masif via penggiringan dan penciptaan opini buruk, simbol2 islam pun terbawa2. Off side !

    19. Ketika ustad Hilmi dipanggil utk bersaksi utk pertama sekali oleh @KPK_RI, Hilmi tdk datang. Dia ke istana temui presiden SBY.

    20. Hilmi yg secara resmi tdk bisa hadir di @KPK_RI gunakan alasan bhw dirinya sedang ada acara di Padang, ternyata juga menghadap SBY

    21. Hilmi ketemu SBY sambil bawa bukti2 bhw korupsi pangan di Indonesia (beras, benih, pupuk, daging, sapi, dll) 95% dilakukan oleh org2 SBY

    22. Secara gamblang Hilmi menjelaskan keterlibatan orang2 terdekat SBY yang menjadi MAFIA PANGAN dan Raja Korupsi Pangan Indonesia

    23. Nama2 Jusuf Gunawan Wangkar ( teman karib sby, staf khusus presiden bidang pangan dan energi), Kurdi Mustofa (mantan sesmil presiden RI)

    24. Haji Haris (ketua yayasan majelis zikir SBY, orang kepercayaan presiden), Lidya (teman karib sby, istri Jusuf GW), Kasan ( kakak Jusuf)

    25. Solichin Hidayat ( Dewas Bulog, org kepercayaan @iskan_dahlan), soetarto alimoeso ( Dirut Bulog, teman SMA SBY), Faried (Direktur Bulog)

    26. Termasuk direksi BUMN Pangan (Khairudin, Edi budiono, Wahyu, arief librato dll). Dan yg menakutkan SBY : SENGMAN TJAHJA dan BUNDA PUTRI

    27. Sengman Tjahja yg disebutkan oleh banyak saksi memungut fee suap 40 miliar terkait izin kuota impor daging sapi, sdh duluan kabur ke LN

    28. Padahal para saksi menyebutkan bhw Sengman mengutip 40 miliar suap fee utk kuota izin impor daging sapi itu utk dan atas nama presiden!

    29. Sengman Buron…persis kayak buronnya Nazarudin dulu. Info bocor dan @KPK_RI lamban. Sengaja beri kesempatan kepada mereka utk kabur/buron

    30. Bgmn dengan Bunda Putri ? Kenapa dia tidak ikut kabur atau buron ke luar negeri ? Karena posisi dan statusnya yg sulit ..mustahil buron

    31. Berbeda dgn informasi yang disampaikan TEMPO di Laput (laporan utamanya) bulan lalu, kami tetap yakin Bunda Putri itu = Sylvia Solehah

    32. informasi TEMPO sdh lama dinilai sbg informasi KW3, Palsu, pengecohan dan pesanan, argumentasi2 TEMPO tdk meyakinkan/lemah.

    33. Apalagi sejak TEMPO disuap oleh istana pasca muat berita Laput tentang Korupsi Hambalang utk pertama kalinya dulu. TEMPO ya wassalaaam.

    34. Diperkuat dgn kesaksian& dokumen Permai Grup bhw Wahyu Muryadi Pemred Tempo & 2 org wartawan senior terima suap US$ 500.000 dari Nazar

    35. Kalau Bunda Putri adlh Sylvia Solehah, lalu siapakah Non Saputri itu ? Info cikeas mengatakan bhw dia kaki tangan Sylvia Solehah

    36. Non Saputri yang disebut2 sbg istri ketiga atau istri muda seorang dirjen di Kementan, tentu mustahil bisa punya kekuasaan luar biasa

    37. Non Saputri adalah kaki tangan Sylvia Solehah. Kaki tangan lainnya adalah Widodo anak kandung Sylvia Solehah sendiri

    38. Sepak terjang Bunda Putri dan para kurcacinya ( Non Saputri, Widodo Wisnu Sayoko, Arif Gundul) termasuk jaringannya : jusuf wangkar cs …

    39. … sdh lama terjadi. Persisnya saat wapres JK sdh tidak ada. Sylvia Soleha cs lah yang menyapu bersih proyek2 besar di republik ini

    40. Bahkan info orang dalam Cikeas menyebutkan, ditangkapnya Hartati Murdaya Poo oleh @KPK_RI tdk terlepas dari rivalitas kedua wanita itu

    41. Praktek Mafia yang dijalankan oleh Sylvia Solehah dan kurcaci2nya, sdh menjadi fakta hukum dlm kasus korupsi Hambalang. Ada di BAP KPK

    42. Mustahil Non Saputri punya kekuasaan luar biasa besar, memerintah pejabat2 tinggi negara & menteri2 jika dia bukan on behalf Ibu negara

    43. Dan tidak mungkin Non Saputri yang mendapatkan KUASA bertindak utk dan atas nama Ibu Negara. Kuasa itu ada pada Sylvia Solehah

    44. Kepercayaan Ibu Negara yang luar biasa besar kepada Sylvia Solehah sejalan dgn statusnya sbg kerabat/ saudara dekat Ibu Negara

    45. Kuasa bertindak untuk dan atas nama Ibu Negara sejalan dgn status Sylvia Solehah sebagai istri Kepala Rumah Tangga Kepresidenan - Cikeas

    46. Sylvia Solehah adalah istri Kombes Pol (Purn) Purnomo D Rahardjo Kepala Rumah Tangga Kepresidenan - Cikeas. Pejabat eselon I Setkab RI

    47. Tidak ada siapa pun yang bisa membantah bhw siapa pun yang menjabat KRT Kepresiden Cikeas pastilah orang terdekat Keluarga Presiden SBY

    48. Pengakuan Presiden @SBYudhoyono bhw dirinya tdk mengenal Bunda Putri harus dilihat dari perspektif semantik belaka

    49. Tapi kalau Presiden @SBYudhoyono mengaku dirinya tdk kenal dgn Sylvia Solehah, itu adalah pengingkaran absolut thdp fakta dan kebenaran

    50. Buya Hamka : “Akan tiba suatu masa dimana kejujuran, kebenaran dan keadilan menjadi barang langka di negeri ini” masa itu kini sdh hadir

    51. Rakyat Indonesia kini setiap hari disuguhi kebohongan demi kebohongan dan perilaku korup para pemimpinnya.

    52. Kebohongan2 itu semakin marak dan hadir dimana2 karena legitimasi dan bantuan media massa yang juga menjadi corong kebohongannya …

    53. Media massa memfitnah pahlawan menjadi bajingan, merekaya bajingan menjadi pahlawan. Kebenaran dan kesalahan sulit dibedakan…

    54. Kondisi bangsa yg rusak parah alias kronis akut ini pastilah akan mencari solusi terbaiknya sendiri …apakah itu ? Wallahualam bissawab.

(Hanya komen kenangan karena hot-nya sudah lewat-Red)
Continue Reading | comments

Payung Sang Bunda


Kartun GM Sudarta - Kompas

Continue Reading | comments

Dekonstruksi Bahasa Ala Vickiisme

(rawbeauty.com)

Oleh Harry Bawono*)


Kontroversi hati, statusisasi kemakmuran, hamonisisasi adalah rangkaian kata yang meluncur dengan begitu deras dari mulut seorang Vicky. Ya, Vicky dengan penuh percaya diri mendaraskan ujaran yang mencengangkan itu.

Khalayak pun di buat ramai, dunia sosial media menjadi gandrung dengan bermunculannya berbagai meme yang memparodikan teknik akrobatik kata ala Vicky.

Sebut saja gejala penggunaan bahasa kelas tinggi yang tidak ada juntrungannya ini sebagai Vickiisme, sebagaimana banyak tulisan sebelumnya yang menyoroti perkara Vicky memberikan label.

Persoalanya bukan kepada kata-kata tersebut melainkan pada bagaimana Vicky menggunakan kata-kata tersebut sehingga mengundang cibiran karena penempatannya yang dinilai tidak pas sama sekali.

Tulisan ini menyoroti kasus Vickiisme dalam kacamata sosiolinguistik yang membedah posisi makna dalam kaitannya dengan relasi penulis-pembaca, penutur-pendengar.

Penulis ingin menjelaskan bahwa Vickiisme pada dasarnya adalah tradisi dekonstruktif yang menempatkan posisi makna menjadi sedemikian bebas, tanpa pijakan dan pada akhirnya jika Vickiisme justru digunakan oleh banyak kalangan maka Vickiisme pada titik ini tengah membentuk suatu langgam bahasa tersendiri sebagaimana langgam bahasa gaul, bahasa alay atau langgam bahasa lainnya.

Terdapat dua corak pemikiran besar yang membedah persoalan kebahasaan, strukturalisme dan poststrukturalisme. Strukturalisme memiliki logika bahwa bahasa merupakan keterkaitan antar tanda dalam keterkaitannya ini makna terjalin dan menjadi acuan tindakan manusia dalam membentuk lingkungannya.

Strukturalisme melihat struktur bahasa sebagai pemaksa orang bertindak. Terdapat struktur yang demikian sistemik tersusun dan ada inti yang berupa logosentrisme. Logosentrisme dapat berarti berpusat pada logos. Logos bisa dibayangkan sebagai unsur pokok atau sejati yang menjadi pusat dari struktur bahasa.

Misi utama strukturalisme adalah menyimpang logos ini yang berwujud sebagai makna sesungguhnya, arti sebenarnya, dari sinilah kemudian muncul mengenai perkara asli, murni, palsu.

Strukturalime memusatkan perhatian pada realitas tersembunyi dibalik ujaran, tuturan dan tulisan. Itulah mengapa, strukturalisme seringkali disebut menolak empirisme, karena dalam kepala strukturalisme rea litas bukanlah yang tampak melainkan suatu logika yang melandasinya.

Sementara strukturalisme berupaya menyibak makna transenden berupa logika yang mendasari sebuah perangkat bahasa, postrukturalisme justru tidak memandang adanya suatu makna hakiki dari suatu sistem bahasa. Logika poststrukturalisme berfokus pada ketidakkoheranan sistem dan ambiguitas.

Ketidakkoheranan merupakan implikasi logis dari cara pandang postrukturalisme yang melihat bahwa realitas merupakan semata-mata produk konstruksi melalui discourse. Itulah mengapa tidak ada makna tunggal dalam postrukturalisme, yang ada adalah keragaman makna yang begitu kaya dan berbeda.

Kedua corak pemikiran ini, strukturalisme dan postrukturalisme pada dasarnya berkutat pada usaha membedah antara langue dan parole. Langue adalah kaidah bahasa formal, sementara parole adalah bahasa aktual tutur kata. Langue merupakan kaidah hasil konvensi yang mendasari laku bahasa keseharian.

Itulah mengapa dalam tradisi strukturalisme melihat langue dengan melalui usaha menganalisa parole. Melalui parole inilah yang kemudian dirujuk kepada langue, makna sesungguhnya ditemukan dan diurai sedemikian rupa.

Berbeda dengan postrukturalisme, bahasa seakan adalah parole itu sendiri sebagaimana aktual dan dipergunakan dalam keseharian. Pada titik inilah parole tidak lagi menjadi linear dengan language melainkan bergerak begitu bebas sebagaimana pengguna berkuasa menggerakannya.

Posisi Pengarang (Penulis dan Penutur)
Sebagaimana telah dijelaskan diatas mengenai strukturalisme dan postrukturalisme yang secara sederhana dapat diungkap bahwa satu pihak melihat adanya makna hakiki trasenden yang berada dibalik yang terlihat dan terucap, sementara pihak lainnya melihat bahwa tidak pernah ada makna hakiki yang transenden itu.

Perkara ini perlu disandingkan dalam konteks pembedaan secara konseptual mengenai bahasa lisan dan tulisan. Kendati berbeda, dimana tulisan lebih ketat secara kaidah sementara tidak dengan lisan, namun inti dari kedua bahasa tersebut adalah posisi penulis-pembaca, penutur-pendengar.

Dalam relasi biner ini, muncul suatu usaha untuk membedah makna, sejauhmana makna dari suatu bahasa itu berada? Di penulis, di pembaca, di penutur, atau di pendengar? Dalam melihat hal ini, strukturalisme mengambil jalan dengan melihat bahwa makna terdapat di penulis atau penutur.

Sementara, postrukturalisme memposisikan diri melihat makna justru ada di pembaca atau pendengar. Usaha untuk memb edah makna itu disebut sebagai hermeneutika. Hermeneutika secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha menafsirkan makna atau arti dari suatu kata.

Tradisi strukturalisme menggunakan hermeneutika guna mendapatkan tafsir sebagaimana dimaksud penulis atau penutur, sementara tradisi postrukturalisme menggunakan hermeneutikan justru untuk membredel segala makna universal dan menampilkan makna dalam suatu konteks sebagaimana pembaca konstruksikan.

Maka tidak ada garis linear antara makna yang digunakan penulis dengan makna yang ditangkap pembaca. Pola hermeneutika yang digunakan oleh postrukturalisme ini biasa disebut sebagai dekonstruksion(isme).

Melalui dekonstruksi ini maka yang eksis adalah keragaman makna, satu tulisan bisa membuahkan makna tak terbatas sebagaimana banyaknya pembaca yang melahap tulisan itu, dan hal ini mungkin saja terjadi juga dalam bahasa lisan, ketika banyaknya makna atas kata yang terucap sebanyak orang yang mendengarnya.

Menarik untuk menghadirkan ungkapan yang begitu terkenal dalam tradisi postrukturalisme yang dikemukakan oleh Barthes, "pengarang telah mati". Pengarang tidak lagi punya kuasa mendikte makna, pembaca atau pendengar telah mengambilalih kuasa itu. Pembaca atau pendengarlah sang perumus makna.

Pada posisi ini bagaimanakah tuturan Vicky lantas dapat dimaknai? Dengan melihat pidato kampanye yang menggunakan bahasa inggris ala dirinya sendiri. Dengan mamperhatikan akrobatik kata-kata ketika diwawancarai wartawan sesaat setelah acara tunangannya.

Dapat dilihat secara gamblang bahwa Vicky jelas mengkonstruksi maknanya sendiri tanpa peduli dengan kaidah umum atau langue. Vicky pada konteks ini, secara bebas atas pemahamannya sendiri merakit kata-kata "canggih" itu dalam kaidah makna versi dirinya sendiri.

Pada titik ini, Vicky pada dasarnya dekonstruksionis dengan berfokus pada kaidah pemaknaannya sendiri tanpa ambil pusing kaidah pokok atau langue dari bahasa yang dia tuturkan itu.

Dengan melihat pengarang yang merujuk ketat pada kaidah pokok atau langue saja, diversifikasi makna begitu tinggi. Bagaimana dengan Vicky sedemikian bebas mengkonstruksi makna? Nah, disinilah Vicky sedemikian bebas dan begitupun dengan pendengarnya.

Perkara cibiran dan segala bentuk hinaan yang muncul, menurut penulis pas untuk menghadirkan perspektif Durkhemian yang melihat bahasa sebagai salah satu fakta sosial. Fakta sosial dalam Durkhemian digambarkan sebagai sesuatu yang berada diluar individu dan bersifat memaksa individu.

Eksistensi fakta sosial bisa dilihat melalui adanya kontrol sosial, yakni dengan adanya perlawanan jika ditengarai ada sesuatu yang melenceng dari fakta sosial tersebut.

Cibiran dan hinaan atas Vicky menjadi mekanisme bagaimana bahasa sebagai fakta sosial melawan dan tegas menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Vicky adalah menyimpang.

Vickiisme Sebagai Langgam Bahasa
Telah jelas diuraikan Vickiisme sebagai suatu tindak dekonstruksionis karena akrobat bebas atas makna dan kata yang diracik sedemikian rupa. Pada titik ini pula patut dipertimbangkan mengenai leluasanya Vickiisme menjadi sedemikian populer dan bahkan bahasa akrobatik Vickiisme ini tengah digunakan banyak pihak.

Hal ini bisa dilihat dengan adanya Vickybulary yakni kamus besar bahasa Vicky yang disusun secara kreatif entah oleh siapa itu. Dengan melihat gejala ini, mari melihat gejala lain, seperti bahasa gaul atau bahasa alay. Bahasa gaul toh pada awalnya merupakan upaya dekonstruksionis guna memapankan suatu bahasa yang tidak sebagaimana bahasa baku.

Kamus bahasa gaul pun muncul dan dijadikan sebagai acuan para pengguna bahasa gaul. Pun begitu dengan bahasa alay, bagi sebagai besar orang, bahasa alay jelas sekali ketidakjelasannya.

Tapi toh mereka punya kaidah kebahasaan dalam konteks para penggunanya. Bedanya langgam bahasa gaul dan alay, punya kapasitas kebebasan yang lebi h dengan menempatkan penggunan sebagai penguasa makna.

Dengan memperhatikan hal ini, maka hemat penulis, Vickiisme pada dasarnya tengah bergerak ke arah menjadi langgam bahasa tersendiri sebagaimana bahasa gaul dan bahasa alay.

Persoalannya kemudian adalah dalam konteks langgam bahasa Vickiisme apakah ungkapan "Ĺ“pengarang telah mati" masih relevan?

Atau ungkapan tersebut malah memperluas diri, dalam langgam bahasa Vickiisme justru ungkapan yang tepat adalah "pengarang sekaligus pembaca/pendengar telah mati"? Silakan bergulat dengan pemaknaan masing-masing.

*Penulis adalah Peneliti di Pusat Kajian dan Pengembangan Sistem Kearsipan (Pusjibang Siskar)

Source: detikNews
Continue Reading | comments

Media on The Way


Posting by Ed Widiarto

Continue Reading | comments

Welcome to Prodeo Hotel


Kartun Tyud Tahyuddin

Continue Reading | comments

Kartun Lelucon


Kartun Non-O

Continue Reading | comments

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi
Untuk informasi pemesanan silakan klik gambar cover tsb.
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger