Oleh Wasito Djati Pribadi
Saya tidak tahu ini benar atau tidak. Saya share untuk sekadar teman minum teh anget sore-sore yang muali mendung. Dilarang ketawa!
Berikut ini adalah bocoran sebagian transkrip wawancara Najwa Shihab dengan Rhoma Irama di acara “Mata Najwa” yang batal disiarkan karena lebih parah daripada yang kemudian ditayangkan Metro TV, Rabu, 28 November 2012, sebagaimana yang telah kita saksikan itu.
Tentang Subsidi BBM:
Najwa: “Sebagai seorang presiden kelak, anda mesti mengetahui berbagai persoalan bangsa ini, dan mempunyai pengetahuan dan wawasan yang luas mengenai dunia internasional.”
“Salah satu persoalan yang kerap melanda bangsa ini adalah soal subsidi BBM, yang kian lama kian membengkak. Tahun ini APBN tersedot untuk subsidi BBM itu dipastikan mencapai angka Rp. 222,8 triliun. Bagaimana pendapat anda mengenai subsidi BBM ini?”
Rhoma: “Wah, saya baru tahu kalau hanya untuk penggunaan BBM pemerintah menganggarkan subsidi anggaran sampai sedemikian besarnya. Rp. 222,8 triliun itu pasti sangat besar, ya? Ini suatu pemborosan dan kebodohan yang luar biasa dari pemerintah saat ini. Pemerintah tidak mendidik masyarakat akan berperilaku hemat, malah mengikuti pola konsumtif masyarakat kita dengan mengadakan subsidi anggaran sebesar itu hanya untuk BBM. Padahal, saya yakin seyakin-yakinnya, mereka yang menggunakan BBM itu adalah dari kalangan mampu.”
Najwa: “Jadi, menurut anda, subsidi BBM itu harus dihapus, atau bagaimana?”
Rhoma: “Tentu saja harus dihapus. Untuk apa mengsubsidikan masyarakat mampu hanya untuk penggunaan BBM seperti itu.”
Najwa: “Bagaimana mekanisme penghapusan subsidi BBM tersebut? Tentu kalau dilakukan secara tiba-tiba akan berpotensi memicu gejolak sosial dan politik yang tinggi?”
Rhoma: “Secara spesifik, saya sendiri tidak memahami soal penggunaan BBM. Karena saya sendiri tidak pernah menggunakan BBM. Namun demikian saya yakin bahwa penghapusan BBM itu harus dilakukan pemerintah. Karena selain menghemat anggaran, juga mendidik masyarakat untuk tidak konsumtif. Yang ujung-ujungnya hanya menguntungkan negara kafir saja!”
“Tentang gejolak sosial-politik,saya tidak yakin itu bakal terjadi. Masa hanya menghapus subsidi BBM bisa menimbulkan gejolak sosial dan politik? Mbak Najwa ini ada-ada saja, kalau bertanya. Bilamana perlu pemerintah melarang saja penggunaan BBM itu!”
Najwa: “Saya tidak akan bertanya secara spesifik soal subsidi BBM ini. Tetapi saya terkejut mendengar anda tidak pernah menggunakan BBM?! Lebih terkejut lagi, anda mengatakan bilamana perlu pemerintah melarang penggunanan BBM. Apakah itu mungkin? Terus, apa kaitannya dengan penggunaan BBM hanya menguntungkan negara kafir? Negara mana yang anda maksudkan? … Rasanya, ada yang tidak beres, nih?”
Rhoma: “Ya, memang ada yang tidak beres. Pemerintah sekarang ini yang tidak beres. Kalau saya jadi presiden saya akan membereskan yang tidak beres ini. Masa hanya untuk masyarakat menggunakan BBM harus keluar anggaran subsidi sampai dua ratusan triliun rupiah itu? Mampu beli barangnya, tetapi ketika digunakan biayanya harus disubsidi? Benar-benar tidak beres!
Hentikan subsidi BBM! Hentikan masyarakat yang terbiasa menggunakan BBM! Itu sangat mungkin.
Betul, saya sendiri tidak pernah menggunakan BBM. Kalau mau mengirim pesan, saya biasa mengirimnya melalui SMS, atau telepon langsung. Ngapaian harus khusus beli Blackberry lagi untuk menggunakan BBM?! Itu kan ujung-ujungnya menguntungkan negara kafir, asal BlackBerry itu, Kanada!”
Najwa (berpaling ke kamerawan): “Matikan rekamannya!”
Tentang Dunia Internasional
Najwa: “Sebagai seorang presiden kelak, tentu anda akan berhubungan dengan dunia internasional. Dengan para pimpinan dari berbagai negara di dunia ini. Juga dengan investor-investor swasta asing raksasa.”
“Tentu anda tahu siapa itu Ban Ki-moon? Apa pendapat anda tentang Ban Ki-moon?”
Rhoma: “Mmmm … Dari namanya kelihatannya orang Korea, ya? O ya, pasti yang empunya lagu dan tarian yang sedang mendunia saat ini, ya… itu …mmmm …. apa itu namanya? Gang …, Gangnam Style?”
Najwa: “Maaf, Bang. Gangnam Style itu pencipta lagunya dan pembawa tariannya adalah PSY, nama aslinya Park Jae Sang, bukan Ban Ki-moon.”
Rhoma: “Oh, kalau begitu, saya tidak tahu, siapa itu Ban Ki-moon. … Seorang presiden, kan bukan superman yang harus tahu semua semua orang?”
Najwa: “Anda tahu tentang Xi Jinping?”
Rhoma: “Pasti kerabatnya Ahok, ya?!”
Najwa (tepuk jidat, lupa lagi rekaman TV): “Waduh, bukan Bang!”
Rhoma: “Saya belum pernah mendengar nama itu. Maka itu, bukan kapasitas saya untuk menjawabnya. Tapi, kita harus hati-hati dengan etnis mereka! Mereka sudah mengdominasi ekonomi kita, sekarang mau masuk lagi ke dunia politik, birokrat. Jangan-jangan Xi Jinping ini sebentar lagi akan mengikuti jejak Ahok. Hati-hati! Anak bangsa, khususnya umat Islam akan semakin resah dan cemas! … ” (Najwa segera memotongnya)
Najwa: “David Cameron?”
Rhoma: “Siapa itu?”
Najwa: “Steve Jobs?”
Rhoma: “Tidak kenal.”
Najwa: “Bill Gates?”
Rhoma: “Baru pertamakali ini mendengarnya.”
Najwa: “Anda begitu yakin untuk maju sebagai capres 2014, tetapi nama-nama itu semua anda tidak tahu?!”
Rhoma: “Sekarang saya balik bertanya kepada anda: Anda tahu siapa itu Habib Syaiful Ali ?”
Najwa: “Tidak tahu.”
Rhoma: “Ibrahim Nazaruddin?”
Najwa: “Belum pernah dengar.”
Rhoma: “Mulawarman Bakri?”
Najwa: “Siapa itu?”
Rhoma: “Kadir Abdulrachman?”
Najwa: “Tidak kenal.”
Rhoma: “Muhammad Abubakar?”
Najwa: “Baru pertamakali ini mendengarnya.”
Rhoma: “Nah, jadi sama saja, kan? Anda punya teman-teman, saya tidak kenal. Demikian juga, saya punya teman-teman, dan anda tidak kenal!”
Najwa (sambil berdiri, berkata kepada kamerawan): “Stop merekam! Semua rekaman ini tidak kita pakai. Kita bikin rekaman baru dengan pertanyaan-pertanyaan yang lebih umum. …. “
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment