<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Gelitik Humor Politik

Gelitik Humor Politik

Kartun GM Sudarta - Harian KOMPAS


GELADI BERSIH
Di sudut malam yang gelap, bertepatan dengan malam Jum’at kliwon, nampak rombongan mahluk halus sedang berkumpul di sekitar Monas. Ada Gendruwo sebagai pemimpin, kuntilanak, suster ngesot, tuyul dan beberapa jenis mahluk sebangsa mereka sebagai peserta. Tiba-tiba muncul satuan pamong praja divisi alam lelembut menghardik mereka.
Petugas    : “Apa yang sedang kalian lakukan? Dilarang berdemo tanpa seijin petugas    keamanan !”
Gendruwo    : “Kami sedang latihan gladi bersih, bukan berdemo!”
Petugas    :”Gladi bersih? Acara apa?”
Gendruwo    :”Persiapan penyambutan anggota baru, Pak!”
Petugas    :”Jangan bercanda kalian. Mana ada anggota baru!”
Gendruwo    :”Orangnya  belum datang, masih menunggu hasil penyidikan KPK dan keputusan pengadilan. Kalau terbukti bersalah, anggota baru akan segera datang dari tiang gantungan.”
Petugas    :”Siapa orang tersebut?”
Gendruwo lalu mendekati petugas dan berbisik menyebut nama.
Petugas    :”Silahkan teruskan latihan, jangan mengecewakan!!”

JURAGAN SAPI
Rani memang beda, dengan modal paras cantik,bukannya ingin menjadi artis,model atau wanita karir, malah memilih menjadi juragan sapi, yang notabene banyak dilakukan kaum lelaki. Suatu hari dia datang ke pasar hewan untuk membeli beberapa ekor sapi. Melihat ada wanita cantik nan rupawan, membuat para juragan sapi berlomba menawarkan sapi mereka.
Juragan    :”Beli sapi saya aja,Neng. Kualitas terjamin dan sehat!”
Rani         :”Boleh juga tuh,Bang. Berapa harganya?”
Juragan    :”Ah, Si Eneng buru-buru amat nawarnya. Harga mah bisa diatur, kenalan dulu    atuh, Neng?”
Rani         :”Ah, Si Abang! RANI..” sambil mengulurkan tangannya yang mulus dan langsung disambut dengan penuh suka cita oleh sang juragan.
Juragan    :”Neng, bagaimana kalau kita minum dulu,sambil nanti tawar menawar harga? Di sini panas, kasihan Si Eneng nanti jadi item.”
Rani         :”OK,Bang!”
Mereka lalu bergegas ke warung makan untuk memesan minuman dan melanjutkan obrolan.
Rani         :”Omong-omong sapinya dibandrol berapa,Bang?”
Juragan    :”Buat orang secantik Neng mah  15 juta saja.”
Rani segera membuka dompetnya, lalu menyerahkan segepok uang.
Juragan    :”Koq cuma 5 juta,Neng?”
Rani         :”Kan kalau ditotal jadi 15 juta Bang”
Juragan    :”Maksud Neng??”
Rani         :”Kenalan sama saya bandrolnya 10 juta,Bang!! Daah..”

ANAK SAPI
Pak Bejo, sedang menunggui sapi betinanya yang akan melahirkan. Dia ditemani seorang mantri hewan yang juga sahabatnya. Ini adalah kelahiran anak kedua sapi kesayangannya. Yang pertama berkelamin jantan, diberi nama kliwon sesuai hari lahirnya.
“Mudah-mudahan anaknya betina,” ucap Pak Bejo sambil memegangi sapinya.
“Kenapa,Jo?” tanya sahabatnya.
“Sekarang harga sapi betina sangat mahal”
“Ooh,sudah disiapin namanya, Jo?”
“Sudah,dong. Biar harganya mencapai puluhan juta, mau saya beri nama Maharani!”

GAMBAR BINATANG
Hari ini sedang pelajaran menggambar. Bu Ani, guru seni rupa sedang menugaskan murid didiknya untuk menggambar binatang. Di bangku paling belakang, nampak Paino sedang sibuk menggambar.
“Paino, kenapa kamu selalu menghapus gambarmu?” tanya Bu Guru.
“Salah melulu,Bu!” jawab Paino singkat.
“Memang kamu sedang menggambar apa?”
“Menggambar sapi, Bu.”
 “Terus, apanya yang salah melulu??”
 “Setiap saya menggambar sapi, jadinya gambar wanita cantik,Bu!!”

PARODI PILKADA
1. Pendukung Plin Plan
Kang Acep, warga Jawa Barat tulen, sudah terkenal aktif dalam berpolitik. Menjelang PILKADA Jawa Barat, diapun sibuk berkampanye.Tapi sayang, orangnya kadang tidak tegas dalam bersikap, alias plin plan.
Suatu hari, dia nongkrong di warung langganannya. Sambil ngopi, sesekali dia mengeluarkan obat sakit kepala dari kantong bajunya. Anehnya, obat itu tidak diminum, cuma bolak-balik diliatin.
“Kang Acep, kenapa bawa-bawa obat sakit kepala terus?” tanya Bu Mumun,pemilik warung.
“Saya kan pendukung pasangan Dede Yusuf-Alex”jawab Kang Acep mantap.
Seminggu kemudian, Kang Acep datang dan nongkrong lagi di warung Bu Mumun.
“Kang Acep, kenapa sekarang suka membawa obat sakit mag?” tanya Bu Mumun.
“Iya, sekarang saya beralih ke pasangan Aher-Dedi saja. Lagian sekarang saya jarang pusing, tapi sering nyeri lambung”
Minggu berikutnya, Kang Acep datang lagi ke warung.
“Kang Acep, tidak pesen kopi?”tanya Bu Mumun.
“Saya sudah tidak minum kopi. Tolong seduhin ini saja, suplemen penambah stamina rasa anggur!”
“Kenapa,Kang?”
“Sekarang saya mendukung pasangan Rieke-Teten saja. Sibuk ikut kampanye,saya jadi kurang stamina,makanya saya mau pilih Neng Rieke saja.
Minggu berikutnya, Kang Acep datang dan nongkrong lagi di warung.Tapi aneh, tidak memesan apa-apa. Dia hanya duduk di meja pojokan, badannya nampak lesu, sesekali memegangi kepala dan perutnya.
“Kang Acep kenapa?Sakit??” tanya Bu Mumun.
“Saya kena komplikasi, gara-gara sibuk ikut kampanye terus. Pusing,capek,keseringan minum suplemen malah lambung saya jadi sering nyeri.”
“Sekarang Kang Acep pilih siapa?”
Kang Acep tidak menjawab, malah lagi-lagi memegangi kepalanya.
“Maaf, nanya lagi. Kang Acep mau minum apa?”
 “AIR PUTIH saja, jangan nanya lagi. Saya GOLPUT!!”

2. Putaran Kampanye
Putaran pertama Pilgub sudah berakhir, namun belum ada pasangan calon yang meraih suara di atas 50%, sehingga sudah dipastikan akan terjadi Pilgub putaran kedua.
Mr. Paijo,SH,MPH tidak menyangka ternyata dirinya tidak lolos masuk putaran berikutnya. Padahal kalau dia mau mendengarkan saran istrinya, agar tidak ikut tampil dalam bursa pilkada, tentunya tidak akan mengalami kekecewaan  seperti sekarang.
Dengan wajah masih lesu, dia kembali menyaksikan siaran ulang penghitungan suara Quick Count yang ditayangkan salah satu stasiun televisi swasta. Dengan ditemani cucu tersayangnya, dia terus mengamati pergerakan angka perolehan suara.
“Opah, kwik kon itu apa?” tanya cucunya.
“QUICK COUNT, artinya hitungan cepat” jawab sang Opah menjelaskan.
“Kalau putaran kedua, apa?”
Belum sempat menjawab pertanyaan cucunya, tiba-tiba istrinya langsung memotong dengan ucapan sindiran.
“Opah kamu,tuh! Gagal masuk putaran kedua!!”
Rupanya sang cucu menyadari kalau atmosfir keluarganya sedang kurang kondusif. Dengan polosnya dia mendekati sang Opah dan berusaha menghiburnya.
“Opah jangan sedih,Ya. Kalau gagal masuk putaran kedua, nanti ikut putaran ketiga aja, siapa tahu bisa menang. Kan yang lain sudah pada capek!!

(Uji Agus Pujianto)
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi
Untuk informasi pemesanan silakan klik gambar cover tsb.
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger