Karena
makin jelas korupsi sudah menjadi budaya, maka bolehlah engkau katakan
para koruptor itu sebagai budayawan, atau jika ingin agak mentereng,
sebut saja pahlawan kebudayaan. Yang namanya pahlawan kadang bisa saja
apes, seperti pahlawan kemerdekaan yang gugur di medan perang.
Demikianlah para koruptor yang gugur di tangan KPK dalam menjalankan
budaya korupsi boleh dibilang termasuk pahlawan kebudayaan. Mungkin
sudah saatnya para pejabat yang budayawan itu mencari strategi
kebudayaan baru supaya tidak mudah gugur di medan tugas korupsi. Mari
kita beri usulan kepada mereka, para budayawan itu, agar bisa korupsi
dengan berbudaya dan relatif aman. Misalnya begini, karena para
budayawan itu adalah orang beragama, coba sesekali menyelenggarakan
ritual tahlilan atau istighosah atau ratiban, atau kebaktian, pemujaan,
atau ritual apa saja menurut keyakinan masing-masing, sambil diam-diam,
di tengah ritual, menerima uang korupsi. Kalaupun tertangkap tangan pada
saat itu, setidaknya mereka akan dikenang dengan sebutan yang lebih
bagus: "Pahlawan Kebudayaan Korupsi Yang Religius." | The Art of
Religiously Corrupsiong (Triwibs Kanyut)
Media membantu kita membuka borok2 korupsi dan amburadulnya hukum di Indonesia. Mungkin kita sdh sangat muak, tapi pelajaran berharganya, seluruh masyarakat mulai melek hukum dan tahu praktik2 kotor didalamnya. (Jaleswari Pramodhawardani)
|
Digagas oleh Budiarto Shambazy |
0 comments:
Post a Comment