<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » DONGENG KUNO TENTANG LIEM SIOE LIONG

DONGENG KUNO TENTANG LIEM SIOE LIONG

Oom Liem dan Pak Harto - Sunardian Wirodono


Oleh Sunardian Wirodono

Syahdan menurut sahibul orbangibul, hiduplah seorang taipan dari Fukkien bergelar Liem Sioe Liong (Sudono Salim, lahir di Tiongkok 19 Juli 1916 – meninggal di Singapura 10 Juni 2012), seorang pengusaha Indonesia. Pendiri Grup Salim yang meliputi Indofood, Indomobil, Indocement, Indosiar, BCA, Indomaret, Indomarco, dan masih banyak lagi. Label "Indo" pada semua anak bisnisnya itu, kata orang juga termasuk perusahaan bernama "Indonesia", karena kedekatannya dengan Soeharto.

Pada saat kerusuhan melanda Jakarta 1998, rumahnya yang berada di Gunung Sahari, Jakarta Pusat, menjadi korban pengerusakan dan penjarahan. Setelah peristiwa tersebut, ia mulai mengalihkan kepengurusan bisnisnya kepada anaknya Anthony Salim, lalu pindah dan tinggal di Singapura hingga tutup usia. Kisah hidupnya dimulai dari kesederhanaan. Dengan Indofood misalnya, bermula dari jaman perang, ketika tentara-tentara Indonesia kesulitan makanan, dan dari sana Om Liem punya gagasan membuat pabrik makanan yang murah meriah. 

Banyak orang penasaran dan ingin tahu rahasia kesuksesan taipan yang fenomenal ini. Saat datang dari Fukkien, Oom Liem hanya membawa pakaian yang melekat saja. Tapi dalam perjalanan hidupnya, ia pernah menjadi konglomerat terkemuka di kawasan Asia. Selain itu, ia juga dikenal berhubungan dekat dengan kekuasaan di Indonesia.
"Bagaimana awal mula semua ini? Perjalanan satu mil, dimulai dari setapak langkah," kata Om Liem mengutip Confucius ketika menjawab pertanyaan seorang wartawan. "Dulu ketika owe datang, belum punya apa-apa. Owe coba bekerja pada orang. Dari upah yang owe terima, owe belikan dua ekor bebek. Owe pelihara, lantas beranak-pinak. Sebagian telurnya owe jual, sebagian owe tetaskan jadi bebek. Bebek owe tambah banyak,..."

"Lantas?"

"Merasa berhasil dengan bebek, owe coba memelihara babi. Uang hasil memelihara bebek owe belikan dua pasang babi. Owe pelihara baik-baik dan owe kembang-biakkan hingga jadi banyak," ujar Oom Liem.

Demikianlah, dengan ketelatenan luar biasa, Oom Liem terus beralih dari binatang satu ke binatang yang lain, dengan nilai ekonomisnya yang kian tinggi. Namun, rupanya sang wartawan tak sabar dengan evolusi bisnis Oom Liem, "Lantas apa hal itu yang membuat Oom bisa jadi konglomerat? Apa hubungannya dengan kedekatan Oom dan presiden Soeharto waktu itu, hingga Anda menyebutnya Babe?"

"Oh, itu," tukas Om Liem, "Itu dia yang mau owe ceritakan. Setelah sukses memelihara Bebek, Babi, akhirnya owe memutuskan untuk memelihara Babe. Sejak itulah usaha owe makin membesar, dan membesar,..."

Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi
Untuk informasi pemesanan silakan klik gambar cover tsb.
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger