<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Demokrasi Mau Di-Democrazy-kan? No Way!

Demokrasi Mau Di-Democrazy-kan? No Way!

Non-O S Purwono


Oleh Odios Arminto

Kartunis kawakan Non-O (Sudi Purwono) orangnya low profile banget. Ia seperti air danau. Tenang 
dan cool habis. Begitu anda menyuguhkan nasi panas, petai rebus/goreng, dengan sambal terasi yang menggugah selera, ia juga akan menyambutnya dengan reaksi tetap tenang. Tapi begitu anda meleng sedikit, misal ke wastafel untuk cuci tangan atau cuci muka, anda balik lagi ke meja, anda akan kaget. Apa yang terhidang di meja, kalau beruntung tinggal separo, atau kalau tidak beruntung ya, sudah habis tandas.
Itu gambaran karikatural tentang sosok kartunis yang sudah berkarya lebih dari 25 tahun. Berbagai prestasi sudah diraihnya. Ia pernah bergabung dengan Harian Sinar Harapan, Suara Pembaruan, Kompas, majalah Kartini (Grup) dan beberapa lainnya. Non-O tetap tenang, tetap seperti yang dulu. Tetap awet muda. Tetap punya personality khas. Khususnya dalam berlelucon dengan teman-teman sesama seniman.

Suatu hari, misalnya, dia tampak ngariung bersama mereka. Taruh kata di sebuah kedai di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta. Diskusi sedang hangat-hangatnya, tiba-tiba telepon selulernya berbunyi, SMS. Dia mencermati isi SMS sejenak, lalu konsentrasi ke topik pembicaraan semula. Setelah keadaan agak tenang, dia minta izin sebentar untuk memindahkan posisi parkir mobilnya. Teman-temannya memberi isyarat “silakan” dan tetap melanjutkan diskusi sambil menunggu Non-O kembali.
Tunggu punya tunggu, ternyata sudah lebih dari dua jam, kartunis cool itu tak kunjung muncul. Salah seorang kemudian mengontak dia, “Eh lo kemana aja? Lama banget sih ditunggu?”
“Kan aku bilang mindahin mobil…” jawab Non-O
“Iya, tapi kok lama banget?”
“Nggak lama kok. Sudah aku pindahin dan ini udah nyampe rumah.”
(Hadeh! Teman-teman yang dikerjain tak tahan untuk tidak mengeluarkan umpatan mesra).
Begitulah Non-O. Ia memang sableng, sambergelap, sontoloyo, kutukupret, hanjrit-kucrit, tapi juga teduh, santun, baik hati, ngangeni, dan jagoan bikin janji yang jarang ditepati he-he-he. Kurang lebih begitulah umpatan mesra teman-teman seniman padanya. Yang pasti, obrolan seni tanpa kehadiran Non-O jelas gak rame.
Belakangan ia banyak bergiat di dunia hipnoterapi. Teman-teman senimannya merespon dengan mata terbelalak, “O, ya? Mau bikin lelucon apalagi dia?” Manjur apa nggak, tak tahulah. Kabarnya, kalau dia lagi buka sesi pengobatan gratis, yang datang selalu berjubel.
Ia juga aktif mengajar bela diri aikido sebagai fukushidoin, instruktur, pelatih, Dan 2-3. Istilah ini bisa salah bisa benar, karena aikido punya terminologi yang sangat khusus tentang seluk beluk bela diri ini.
Tenaga dan energinya memang aduhai. Di luar kegiatannya yang rutin bak pendekar silat itu, ia juga sangat produktif menelurkan kartun-kartun politiknya yang menyengat dan menohok situasi. Apalagi ketika ia merasakan situasi yang mengarah ke pembelokan dan penyimpangan demokrasi. Ia tancap gas. Bidik sana, bidik sini. Hajar sana, hajar sini. Jebret…jebret…jebret-lah pokoknya!
Berikut dimuat kartun-kartun politiknya yang gres dan metal-aktual. Selamat menyimak. Boleh sambil mengkerutkan dahi, senyum dikulum atau ngakak terbahak.




1413226477497606556
 Kartun Non-O

14132325871955967402
1413232691811122757
14132266662024759473
1413226862474385035
14132269761870461439
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi
Untuk informasi pemesanan silakan klik gambar cover tsb.
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger