<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Islam Kultural

Islam Kultural


Oleh Prie GS

Agama sebagai alat berketuhanan telah melahirkan bermacam­macam perspektif, salah satunya adalah perspektif kebudayaan yang di dalamnya berisi seni (art) dan ilmu (sains). Ada yang berketuhanan lewat kecendurangn seni, ada yang berkecenderungan ilmu. Yang satu bercorak emosional, yang lain bercorak rasional, walau sebetulnya konsep berketuhanan membutuhkan totalitas keduanya.

Tapi pada prakteknya, proses penggabungan keduanya membutuhkan tahapan yang tidak sederhana. Saat Nabi Ibrahim AS menyangka bintang lalu bulan lalu matahari sebagai Tuhan lalu semua digugurkan, pada mulanya adalah kecenderungan seni baru yang kedua adalah ilmu. Pada diri seorang Ibrahim berkumpul dua kecenderungan seni dan ilmu dengan sangat baik sebagai anugerah kenabian. Tetapi bagi kebanyakan orang, dua kecenderungan itu tak mudah dipertemukan. Ada yang sangat kuat kecenderungannya kepada pendekatan seni sehingga kurang ilmu, ada yang terlalu berilmu sehingga kurang seni. Sedang komposisi yang ideal adalah penuh ilmu tetapi juga kaya seni.
?Saat Ibrahim memandang bintang gemintang dan menyanhkanya sebagai Tuhan, yang berlangsung saat itu adalah kecenderungan seni. Kenapa bintang dan bukan kayu dan batu, jelaslah ini hasil dari persepsi artistik. Kenapa dari bintang meningkat ke bulan dan matahari juga jelas, ini bagian dari superlatif seni. Menonton film TV tidak seasyik menonton bioskop itulah kenapa bioskop lebih disukai karena lebih menjanjikan sensasi. Itulah yang disebut sebagai superlatif seni.

Tapi kesadaran bahwa bintang, bulan bahkan matahari pun tenggelam dan karenanya mereka bukan Tuhan adalah kecenderungan ilmu pengetahuan. Baru di dalam tradisi ilmu pengetahuan berlangsung prosedur ilmiah. Di dalamnya mulai berlangsung budaya observasi dan verifikasi.

Lalu seperti apakah kecenderungan masyarakat Indonesia, Jawa khusunya, Islam lebih khususnya dalam berketuhanan? Kecenderungan artistik itulah yang tampak sangat menonjol. Sementara Daendeles mendarat di Jawa dan memantik terjadinya Perang Jawa dengan bedil dan meriam, prajurit Kasunan dan Kasultanan lebih terampil menggunakan keris dan tombak. Ketika kemudian Rafles menyusul kemudian, demi membaca medan kekuatan Keraton Yogya, ia telah berbekal peta yang sangat detail tentang keadaan keraton jauh sebelum teknologi GPS ditemukan. Sementara Belanda dan Inggris? Terus mengintimidasi Jawa dengan taktik politik modern, Pangeran Diponegoro muda, memantabkan diri tidak lewat ilmu pengetahuan modern tetapi lewat laku asketik artistik. Ia menejelahi gua-­gua Pantai Selatan untuk memantabkan diri mengambil peran sebagai ratu adil lewat serangkaian petunjuk langit. Salah satu pennguat itu adalah suara gaib yang ia yakini datang dari kakek buyutnya Hamengku Buwono I. "Sira srananipun mapan tan dawa," begitu bunyi suara itu seperti yang ditulis Sang Pangeran di Babad Diponegoro.

Pada akhirnya Diponegoro memang kalah secara politik. Tetali secara sosial dan kultural ini sungguh perang yang tak cuma membuat Belanda bangkrut tapi membuat Jawa, Islam, menemukan pijakan kulturalnya. Jauh sebelum kita mengenal FPI kita telah akrap dengan sorban dan jubah Arab (Turki) khas Pangeran Diponegoro yang memang pengagum kebudayaan dan kejayaan Islam di Turki saat itu. Bedanya, wajah Sang Pangeran bersih dari kumis dan jenggot. Karenanya Diponegoro walau bersorban dan berjubah khas Arab tetapi masih Jawa. Secara spiritual ia Islam tetapi secara kultural ia Jawa. Inilah bakat sinkretik yang mewarnai Islam di Indonesia yang selebihnya akan saya sampaikan di dalam diskusi. InsyaAllah.

Perjalanan Semarang ­ Solo 9 Desember 2014.
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi
Untuk informasi pemesanan silakan klik gambar cover tsb.
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger