Danny Septriadi |
Oleh Danny Septriadi
Tulisan ini disarikan dari buku
Behind the Curtain-An Insider’s View of Jay’s Leno Tonight Show dengan
pengarang Dave Berg.
Tulisan ini diharapkan dapat menjadi
referensi khususnya kepada pelaku show business dan umumnya kepada pelaku
bisnis. Tulisan ini merupakan lanjutan dari keresahan dari kompasianer Arief
Firhanusa, Odios Arminto, serta kompasianer lainnya yang tidak dapat saya
jelaskan satu per satu terhadap situasi terkini industri komedi tanah air
Indonesia.
Kekurangan dalam diri Jay, bukan
alasan untuk menyerah pada nasib
Jay bukan seseorang yang yang lahir
dengan wajah yang rupawan dan otak yang cemerlang. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan Pakde Kartono yang ganteng dan mempunyai IQ 135 di saat lapar.
Jay adalah seorang yang mengidap dyslexia, atau kesulitan dalam membaca.
Ibunya seringkali berkata kepada Jay, bahwa Jay harus bekerja lebih keras
dibandingkan dengan orang lain jika ingin berhasil. Pernyataan itu rupanya
tertanam di benak Jay, sehingga menjadikannya seorang yang workaholic.
Tidak ada seorangpun, bahkan pengkritik Jay yang paling keras sekalipun, yang
akan mempertanyakan bahwa jay adalah orang yang paling keras dalam bekerja di show
business.
Jay selalu memposisikan diri sebagai
underdog dalam berkompetisi
Jay seringkali menceritakan
pertemuan antara dia dengan ibunya bersama konselor sekolah waktu di SMA yang
berkata: “Pendidikan bukan untuk semua orang.” Konselor sekolah tersebut
menyarankan Jay agar mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan sekolah dan dapat
mengambil pekerjaan paruh waktu di Mc Donald sebagai pilihan kariernya.”
Yang paling menarik dari cerita ini
adalah Jay memutuskan untuk bekerja di Mc Donald, di mana dia memenangkan lomba
pencarian bakat dan memutuskan untuk masuk ke industry comedy. Jay kemudian
melanjutkan study ke Emerson College di Boston, di mana dia memulai karier
sebagai penulis dan performer comedy sketches dengan teman satu
kamarnya.
Jay tidak menganggap pernyataan dari
konselor sekolahnya itu sebagai suatu penghinaan. Jay menilai saat ini
orang-orang seringkali menilai terlalu tinggi terhadap harga dirinya. Bagi Jay,
“tidak ada yang salah dengan perasaan bahwa kita adalah bukan yang terbaik!”
Mungkin karena anda bukan yang terbaik, sehingga menjadikan anda harus bekerja
lebih keras dibandingkan dengan yang lain.” Dalam situasi yang sangat
kompetitif, Jay malah seringkali memposisikan diri sebagai underdog,
meskipun sebenarnya dia tidak begitu.
Kesuksesan memerlukan kesabaran dan
butuh proses
Di awal kariernya, Jay pernah
mengalami masa-masa suram, yaitu tidak memiliki tempat yang tetap untuk tidur,
karena belum memiliki tempat tinggal sehingga berjalan seharian di tengah
kegelapan malam hari. Jay pernah di tangkap oleh polisi selama 2 hari
berturut-turut di Hollywood Boulevard. Di tahun 2000, saat Jay mendapatkan
penghargaan Hollywood Walk of Fame, pada saat perayaan tersebut, walikota
Hollywood memberikan pengampunan atas tindakan criminal yang telah dilakukan
Jay pada saat memulai karier yang dihadiri oleh polisi yang saat itu
menangkapnya sebagai salah satu tamu yang diundang.
Bagi seorang Komedian, jalan menuju
kesuksesan adalah hanya melalui acara The Tonight Show, dan memerlukan waktu
bertahun-tahun sampai bisa “ditemukan” oleh Johny Carson. Jika Johny tidak
menyukainya, maka mereka tidak akan pernah terlihat lagi. Jika mereka
mendapatkan kesempatan kedua, umumnya tidak akan berlangsung lama. Seorang
Komedian muda berhasil menunjukkan “bakat-nya” dalam penampilan perdana bersama
Johny. Penampilan kedua hasilnya baik, akan tetapi penampilan ke-tiga dan
ke-empat hanya biasa saja. Komedian muda tersebut tidak pernah terlihat lagi
dalam kurun waktu 8 tahun. Komedian tersebut adalah Jay Leno.
Untuk menghasilkan 12 menit Talk
Show yang berkualitas memerlukan bantuan team penulis, perencanaan 12 jam dan
istirahat tidur 4 jam
Jay dan team penulis tiap hari
memilih ratusan jokes setiap hari, sampai sekitar 1500-an dan kemudian hanya
menggunakan 25 jokes yang paling lucu hanya untuk 12 menit monologues.
Menghasilkan jokes yang sangat lucu secara konsisten membutuhkan upaya yang
tanpa henti dan sangat melelahkan. Akan tetapi, Jay melihatnya sebaliknya.
Ketika seseorang bertanya kepada Jay bagaimana dia bisa bertahan menjalani
rutinitas yang melelahkan tersebut, maka dia akan berkata: “Write joke. Tell
joke. Get paid.” Pernyataan tersebut sebenarnya karena Jay menjadikan
pekerjaannya sebagai hal yang rutin tapi menyenangkan.
Keseharian Jay dimulai pada malam
hari. Dia membawa sendiri salah satu dari koleksi mobilnya pulang dari NBC
sekitar jam 6 sore hari ke rumahnya di Beverly Hills yang kemudian akan
dilanjutkan dengan makan malam. Setelah itu Jay akan mulai membaca dan memilih
jokes yang akan dibawakan keesokan harinya. Hal ini dilakukannya dengan rutin
setiap hari. Ketika Jay merasa sudah hampir setengah dari pekerjaannya untuk
keesokan harinya sudah rampung, maka dia akan beranjak ke tempat tidur, yang
pada umumnya sekitar jam 2 pagi, dan bangun pagi sekitar jam 6 pagi.
Jay tiba di kantor NBC sekitar jam
08.15 pagi, kemudian dia akan sedikit berolah-raga, meskipun hal ini sesuatu
hal yang kurang disukai oleh Jay. Setelah itu Jay akan berdiskusi dengan kepala
dari team penulis untuk menentukan jokes yang akan ditampilkan dalam monologue.
Proses ini dilakukan setelah melakukan uji coba “apakah jokes yang dipilihnya
dapat memancing tawa” dengan banyak orang di NBC sampai menjelang acara
dimulai, yaitu jam 4 sore. Jay menjadikan rutininas ini dengan standar kerja
yang sangat tinggi dan sangat terorganisir. Karena menurut Jay: “Just
because the monologue “killed” today didn’t mean it would tomorrow”.
Saat diwawancara oleh Ellen
Degeneres, Jay menjelaskan bahwa persiapan Tonight Show lebih sulit
dibandingkan dengan persiapan stand up comedy yang dilakukan pada awal
kariernya. Di Tonight Show, dia harus menggunakan jokes yang selalu harus baru
di satu tempat yang sama, yaitu studio NBC. Sedangkan stand up comedy, anda
bisa menggunakan jokes yang sama, tempatnya saja yang berbeda-beda.
Jay selalu fokus terhadap apa yang
dikerjakannya
Dalam hal makanan, Jay bukan seorang
tipe pemilih. Dia bisa memakan makan siang yang sama dalam waktu satu tahun.
Dia bisa memakan paha dan dada ayam selama satu tahun. Kemudian makan kalkun di
tahun berikutnya. Jay melakukan hal ini karena dia ingin lebih banyak
menghabiskan waktu untuk memikirkan jokes dibandingkan harus menghkhawatirkan
apa yang harus dia makan.
Jay Leno adalah tipe orang yang
tidak bisa diam. Dia hanya bisa fokus terhadap satu topik diskusi antara 10-30
detik. Dave Berg seorang co-producer dari The Tonight Show
menduga hal tersebut terjadi karena Jay Leno adalah seorang ADHD. Menurut Dave,
banyak orang di dalam show business yang berperilaku seperti itu.
(Kalau kita beruntung, tulisan ini mungkin akan Bersambung).
0 comments:
Post a Comment