<div style='background-color: none transparent;'></div>
Home » » Anekdot Muktamar NU dll ala Tri Agus Susanto Siswowiharjo

Anekdot Muktamar NU dll ala Tri Agus Susanto Siswowiharjo


Hari H Muktamar NU ke-33 dibuka di Jombang Jawa Timur. Teringat ngobrol dengan Gus Dur sekitar tahun 2000an. Saya : "Gus apa beda Timor Timur dengan Jawa Timur?" Gus Dur: "Di Timor Timur banyak orang UN, di Jawa Timur banyak orang NU." Selamat bermuktamar! (Timor Timur= Timor Leste, UN= United Nation/PBB)


Pengacara kondang beristri 10 beranak 20 jadi tersangka. Gubernur dan istri mudanya juga jadi tersangka. Biasanya dalam amar putusan hakim di pengadilan selalu mempertimbangkan hal-hal yang meringankan terdakwa. Pengacara dan gubernur tentu berharap mempunyai banyak istri (dan anak) sebagai hal yang meringankan, karena banyak tanggungan.


SEMOGA TAK TERJADI LAGI DI ERA JOKOWI:
"Saya yakin seyakin-yakinnya, bahwa saya bukanlah orang terakhir yang mengalami pemenjaraan Orde baru seperti sekarang ini. Masih akan ada lagi calon-calon penghina Soeharto. Hal itu akan terjadi, karena memang pada dasarnya Soeharto patut dihina. Untuk itu saya berpesan, agar anda latihan dulu. Anda boleh menghina Soeharto sepuas-puasnya dengan meneriakkan yel-yel : "Ganti Soeharto !" , "Soeharto Goblok !", dll, tanpa kena jerat pasal 134 KUHP. Bagaimana caranya ? Tontonlah sepakbola antara Medan Jaya melawan manapun, di mana salah seorang pemainnya bernama Soeharto. Anda akan beruntung, membeli satu tiket bisa menonton sepakbola, karate, bahkan bisa menghina Soeharto sepuas-puasnya. Terima kasih." (Pledoi di PN Jakarta Pusat, 1 September 1995, Tri Agus S. Siswowihardjo)


NU Garis Lucu: Dalam sebuah diskusi bertema "Suksesi dan Humor" di TIM Jakarta, pada 1992 yang diadakan Pijar, Emha Ainun Nadjib menyebut KH. Abdurrahman Wahid sebagai Ketua Nahdlatul Humor (NH). Gus Dur itu tetangga desa Asmuni Srimulat, di Diwek, Jombang. Mereka sama-sama kyai, namun yang satu jadi Ketua NU yang satu jadi pelawak. Harusnya dibalik, Gus Dur yang jadi pelawak. Begitu kata Cak Nun. Gus Dur tertawa. "Sebenarnya ada istilah lain selain NU yaitu MU (Mafiatul Ulama), itu karena kelakuannya," kata Gus Dur sambil terkekeh. Meningkat lagi, lanjut Gus Dur, ada YU (Yakuzatul Ulama), nah yang ini import dari Jepang.

Tri Agus SS - Panitia Penyelenggara

Muktamar NU ke -29 tanggal 1-5 Desember 1994 di Cipasung, Tasikmalaya, Jawa Barat bisa jadi muktamar yang paling menegangkan dan terpanas dalam sejarah Muktamar NU. Presiden Soeharto tak ingin Gus Dur menjadi Ketua PB NU. Namun warga NU tetap memilih K.H. Abdurrahman Wahid. Sebagai wujud suka cita, berbagai organisasi masyarakat sipil mengadakan malam syukuran di sebuah restoran di Jl Rasuna Said Kuningan, Jakarta. Saya menjadi salah satu panitia. Hadir dalam acara itu Gus Dur, Megawati, Marsilam Simanjuntak, Rachman Tolleng dan tokoh lainnya. Serta dihibur sekaligus diprovokasi oleh penampilan Iwan Fals. Harian Republika memberitakan acara itu diadakan di diskotik.


Di Puncak Jawa Barat konon ada lokasi wisata yang disukai warga Timur Tengah. Warga setempat kemudian ada yang membuat lokalisasi "syariah". Apa bedanya esek-esek konvensional dengan "syariah"? Yang konvensional disediakan kondom tanpa penghulu. Yang "syariah" sebaliknya. Bagaimana jaminannya? Yang konvensional: Dijamin tak tertular HIV. Yang "syariah" harap dibaca dari kanan ke kiri, seperti huruf Arab:Tertular HIV tak dijamin!



Ada tersedia tiga toilet di WC Umum itu. Orang yg keluar dari toilet 1 dan 2 tersenyum. Giliran dari toilet 3, malah marah kpd penjaga wc, "Heh mas toiletnya kok ga ada airnya?!" Dengan santai petugas menjawab,"Bapak ndak baca tulisan itu ya? Toilet 1 nasional pakai air, toilet 2 barat pakai kertas tisu, nah toilet 3 timur tengah cukup pakai pasir."
(Timur Tengah untuk tak mengatakan syariah he he )


FPI : Memilih pemimpin kafir haram. HTI : Ikut upacara bendera haram. MUI: BPJS Kesehatan haram. Sedikit-sedikit haram, haram kok sedikit-sedikit.


Seorang kawan menulis status tentang kekaguman kepada seorang dokter di Jakarta yang menghentikan prakteknya 10 menit menjelang adzan. Dokter itu membiarkan belasan pasien menunggu dirinya 'menghadap' Tuhan. Status itu setidaknya dapat 265 like dan 28 komentar doa dan pujian. Saya tak tahu apakah mereka tahu dokter-dokter di RSUD Dok II Jayapura Papua membiarkan lima korban luka tembak Peristiwa Tolikara selama 8 hari (17 - 24 Juli). Selama seminggu korban dibiarkan, tak cepat ditangani, bersama peluru yang bersarang di badan. Alasannya? Dokter-dokter itu liburan lebaran!


Siang itu 27 Juli 1996, 19 tahun lalu, kami di LP Cipinang juga menonton TV dan diskusi tentang kejadian penyerangan terhadap markas PDI di jalan Diponegoro, Jakarta. Umumnya napi kriminal kawan saya menyatakan mengenal mereka pelaku lapangan meski berbaju merah PDI Pro Soerjadi. "Mereka para penyerang itu preman kawan kami," ujar salah satu napi.


"Ada tetangga saya yang tiap mudik lebaran selalu ganti mobil. Orang tua bangga melihat anaknya sukses di kota. Setiap ditanya tetangga apa merek mobil anaknya, ia menjawab dengan bangga: ‘Rental!’"


Buku-buku karya Ahmad, antropolog - Foto: Tri Agus SS

Di antara buku-buku tentang Papua, buku "Amber dan Komin: Studi Perubahan Ekonomi di Papua" (Yayasan Adhikarya dan The Ford Foundation, 2005) sangat lengkap menggambarkan konflik antara orang asli Papua / rambut keriting ( komin) dengan pendatang / rambut lurus (amber). Peristiwa pembakaran pasar yang didominasi pedagang Bugis pernah terjadi pada Pasar Abepura (18 Maret 1996), Pasar Entrop (1999 dan 200l), dan Pasar Sentani (2000). Pembakaran ini adalah letupan kemarahan orang asli atas dominasi pendatang. Dan perlu dicatat konflik itu tak dibumbui isu agama. Karena itu sangat tepat pemerintah tak hanya membangun kembali 60 kios di Pasar Tolikara, tetapi menambah 15 kios untuk pedagang asli Tolikara. Buku Ini ditulis Ahmad, antropolog (S1 Uncen Jayapura, S2 UGM, Jogja) asal Bugis, Sulsel. Makin istimewa buku ini karena George Junus Aditjondro menulis kata pengantar.


Seorang kawan saat melihat saya, istri dan dua anak dengan dua motor pada acara bukber berkata, "Mbok dua motor itu dijadikan DP kendaraan roda empat." Tentu saya menghargai kawan yang prihatin saya (masih) mengendarai motor. Saya menjawab, "Lho kendaraan kami itu roda empat juga, kan?"

Bacaan terkait

Karikatur Wawan Teamlo 

Karikatur Jiwenk
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi

Buku Satir Sosial Politik - Humor Dosis Tinggi
Untuk informasi pemesanan silakan klik gambar cover tsb.
 
Copyright © 2011. Majalah HumOr . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger