Bali Tidak Dijual-Facebook |
Bangganya Punya Gelar S3
Banyak yang tidak tahu kalau saya punya gelar S3 karena saya selalu hidup sederhana. Saya berasal dari keluarga kaya raya yang hartanya tidak akan habis dimakan tujuh turunan, dan saya keturunan kedelapan.
Waktu Pak RT membagikan kompor dengan tabung gas molen, saya juga kebagian. Tapi saya jual lagi karena takut meledak. Lebih aman rasanya memasak dengan tungku. Citarasanya pun jauh lebih enak.
Capeknya mengantri pembagian BLSM juga saya rasakan, bahkan hampir terinjak-injak. Padahal hanya demi mendapatkan beberapa ratus ribu rupiah saja.
Waktu masjid Istiqlal membagikan daging qurban saya jua ikut antri. Tapi sayang, kembali dengan tangan hampa.
Terakhir saya mengantri seharian penuh di Bank untuk mendapatkan BSM (bantuan siswa miskin). Badan ini hampir pingsan karena belum makan sejak pagi.
Untuk lebih mendalami penghayatan hidup sederhana, saya selalu berobat ke Puskesmas jika sakit. Hanya dengan membayar Rp5000 mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
Tapi ada pengalaman pahit waktu anak saya cabut gigi. Dengan membayar Rp10.000 giginya langsung dicabut tanpa bius sama sekali. Berbeda sekali dengan teman sekolahnya. Dengan membayar Rp200.000 di spesialis gigi anak, tidak berasa sakit sama sekali. Bahkan mendapat hadiah buku cerita.
Walaupun puluhan tahun menyandang gelara S3 (sangat susah sekali) saya tetap bangga. Bangga karena tidak pernah korupsi dan merepotkan KPK.
Betapa Korupnya
Akhir-akhir ini kinerja KPK terlihat meningkat. Hal tersebut terlihat dari beberapa pengungkapan kasus hukum terutama yang menyangkut praktik korupsi beberapa orang pejabat.
Sewaktu penangkapan terhadap seorang pejabat yang terlibat korupsi, KPK berhasil menyita koleksi mobil mewah yang kalau dibelikan beras bisa memberi makan orang se kabupaten.
Alih-alih bangga terhadap kinerja anak buahnya, Ketua KPK justru marah karena penyidik dinilai kurang hati-hati. Sewaktu tim auditor KPK memeriksa koleksi mobil mewah tersebut, baru diketahui bahwa mesin mobilnya telah diganti dengan mesin jahit.
Golkar Selalu Benar
Golkar berpendapat bahwa Ratu Atut Chosiyah sangat kompeten sebagai pemimpin. Hal tersebut terbukti dari pendapatan perkapita masyarakat provinsi di ujung barat pulau Jawa yang tinggi.
Berita tersebut tentu saja benar dan valid. Pakar ilmu politik menyatakan bahwa wanita Gubernur itu memang ahli di bidangnya.
BPS menghitung pendapatan perkapita penduduk Banten dengan cara membagi total kekayaan keluarga Atut dengan seluruh rakyat Banten.
Relokasi Pasar Wonosobo
Minggu lalu Wonosobo geger karena seluruh pedagang pasar mogok jualan dan memilih demo. Hal itu disebabkan karena pasar mau direlokasi. Para pedagang menolak karena sudah terlalu sering mengalami hal serupa. Mereka menuntut Rita Dept. Store saja yang direlokasi.
Kalau saya sih setuju saja pasar direlokasi ke dekat kuburan seperti dulu. Pasti nanti bakal lebih ramai karena banyak sekali yang belanja. Tidak setujunya cuma satu; yaitu ketika mengetahui uang melimpah hasil penjualan itu, sesampai di rumah ternyata lalu berubah menjadi daun!
0 comments:
Post a Comment