|
Kartun Jitet Koestana |
“KENAPA Presiden
berani mengambil keputusan yang tidak populer padahal biasanya ia sangat berhati-hati menjaga citra?”
“Gitu aja kok heran,
kan sudah jelas tahun 2014 dia tak boleh nyalon lagi?”
“HARI ini DPR akan
mengambil keputusan pleno terkait rencana Pemerintah menaikkan harga BBM,
menurutmu mereka menolak atau menerima?”
“Kalau kujawab maka
rakyat akan menangis pilu; kalau tidak kujawab, rakyat akan mengurut dada
sambil bersimbah air mata; apa itu ada manfaatnya bagi kita yang bukan anggota
dewan?”
SEORANG politikus
dari Partai Tikus Berjamaah punya anak sembilan, semuanya laki-laki. Ketika semuanya telah punya hak pilih, semuanya
memilih Partai Tikus Berjamaah, selain seorang anaknya yang bernama Dony. Tentu saja Partai minta pertanggungjawaban pada
si politikus tersebut.
"Yah... apa mau
dikata. Setiap hari Minggu saya selalu membawa anak-anak itu ke bar untuk minum-minum
sambil mengatakan bahwa partailah yang membayar minum-minuman itu. Mereka semua
ikut menikmati, kecuali si Dony. Ia cuma minum air dari
kran, kemudian pulang duluan!"
"SAYA mengambil
jurusan Ekonomi Politik sewaktu kuliah."
"Itu tidak ada
gunanya di sini. Mengapa harus ekonomis dalam berpolitik? Itu tidak pernah
dilakukan orang!"
"APA cara
terbaik untuk meningkatkan pendapatan negara?"
"Kenakan pajak
setiap pidato politik di negara ini!"
"APAKAH saya
terlambat mendaftar untuk memilih?"
"Tergantung mau pilih partai apa?!"
"SAYA
seakan-akan mendengar suara rakyat yang memilih saya berteriak-teriak
memanggil-manggil saya," ucap seorang wakil partai yang sangat mendambakan
bisa duduk di DPR.
"Itu mungkin
cuma suara hati Anda yang terlampau keras menjerit!"
KARENA terburu-buru
takut ketinggalan sidang, seorang anggota dewan hampir jatuh tersandung karpet.
Dompetnya jatuh, ia tak sadar. Seorang petugas cleaning service yang terkenal
kurang baik kelakuannya, segera memungutnya dan menyerahkannya kepada si
anggota dewan.
Sang anggota dewan
sangat heran. Setelah mengucapkan terimakasih, ia berucap, "Eh,
orang-orang mengatakan, kamu tidak jujur."
"Memang benar, Pak. Tapi saya tetap tahu
sopan santun, sesama bus kota kan tidak boleh saling mendahului.”
BEBERAPA orang
anggota dewan telah minum melebihi batas kekuatan mereka.
"Bagaimana Anda
tahu?"
"Saya tahu
karena keesokan harinya saya menemukan naskah pidato bertebaran di lantai
karena dibuat sambil teler."
SEORANG pejabat
diminta meresmikan sebuah gedung baru. Ia segera memanggil ajudannya.
"Dan, dengar
baik-baik. Besok aku akan pidato. Kau harus hadir di tengah para undangan. Kau
harus siap-siap untuk tertawa atau tepuk tangan. Setiap kali aku mengambil
gelas minum, kau harus bertepuk tangan, dan setiap kali aku
menggeleng-gelengkan kepalaku, kau harus tertawa!"
"Beres! Tetapi
kodenya lebih baik ditukar, Pak. Saya pasti akan tertawa bila melihat Bapak
minum!"
"ORANG-ORANG tak dikenal itu sudah pasti tidak boleh ikut memilih, Pak," kata seorang
penduduk melapor kepada seorang anggota pimpinan partai.
"Itulah yang membuatku bertanya-tanya. Sepertinya, separuh dari mereka adalah orang-orang yang kuberi
uang kemarin. Tapi yang mana-mana, aku tak ingat lagi."
SEORANG politikus
muda berjalan-jalan di sebuah taman. Ketika dia melalui seorang peramal, dia
berhenti. Si peramal langsung saja berceloteh.
"Tuan, Tuan
sudah menikah, bukan?"
"Betul."
"Anak Tuan dua,
bukan? Laki-laki semuanya?"
"Ya,
betul."
"Tuan pengikut
Partai Kambing Hitam?"
"Nah, Anda sudah
melakukan kekeliruan! Itu masih tergantung! Peramal lain mengatakan saya
akan dapat suara lebih banyak bila di Partai Tikus Berjamaah!"
SEORANG pemandu wisata
dengan bersemangat menceritakan kehebatan candi Borobudur kepada rombongan DPR
dari negeri tetangga.
"Tahukah
Tuan-tuan, untuk menciptakan ini diperlukan pekerja dan pemahat-pemahat handal
selama ratusan tahun..."
"Tapi... kok kami
tidak pernah dengar ada order dari pemerintah untuk mengerjakan proyek itu?!"
SEBUAH rapat umum
digelar oleh Partai Kambing Congek, di suatu tempat. Di antara pengunjungnya terlihat seorang bocah laki-laki
menuntun empat ekor anak kucing untuk dijual.
Tiba-tiba seorang
laki-laki dari partai tersebut menghampiri si bocah, lalu bertanya,
"Apakah ini anak kucing Partai Kambing Congek?"
"Ya, Tuan,
tentu."
"Bagus. Kalau
begitu, aku beli dua ekor."
Kira-kira seminggu
kemudian, Partai Tikus Berjamaah menggelar rapat partai di tempat yang sama. Di antara
pengunjungnya terlihat si bocah menuntun dua ekor anak kucingnya yang belum laku. Cukup lama dia menunggu, namun tak seorang
pun berminat membeli kucingnya.
Akhirnya, seorang
pengurus partai mendekatinya, dan bertanya, "Hai, Nak, jenis apa kucingmu ini?"
"Tentulah jenis kucing Tikus Berjamaah, Tuan."
Secara kebetulam,
pembeli kucing minggu lalu yang pengikut Partai Kambing Congek,
melintas di tempat itu dan mendengar jawaban si bocah. Ia segera mencekal leher
baju si anak, dan berteriak, "Anak macam apa kau! Seminggu yang lalu kau
mengatakan kucing-kucing ini kucing Kambing Congek?!"
"Kemarin memang iya, Tuan," jawab si anak terbata-bata, "namun sekarang
tidak lagi. Setelah... mata mereka terbuka!"
"AYAH,"
kata seorang anak kecil, "apa yang disebut penghasut itu?"
"Penghasut itu,
anakku, adalah seseorang yang hanya mengguncang-guncangkan air di dalam gelas, namun mengatakan bahwa ada badai mengamuk di lautan."
"ANAK saya ingin
sekali mendapat pekerjaan di kantor Anda," kata seorang politikus pada
seorang pejabat.
"Apa yang dapat
dikerjakannya?"
"Tak ada."
"Baguslah. Paling tidak bisa
toh dia bilang, ‘Baik, Pak’ atau ‘Siap, Pak’, kan?"
"JADI, istri
Anda sekarang sudah mulai aktif dalam kampanye politik?" tanya seorang
wartawan.
"Betul, dia
sekarang sedang ke toko membeli topi untuk dilemparkan kepada para fans-nya."
DALAM sebuah dinner,
ketua partai mengumumkan, "Tuan-tuan, sebelum saya memperkenalkan
pembicara selanjutnya, kita akan istirahat sejenak. Silakan Anda keluar untuk
melemaskan kaki-kaki Anda."
"Tapi, siapa
pembicara itu?" tanya para tamu.
"Sebelum saya
memberi tahu Tuan-tuan, saya memilih untuk menunggu sampai Anda masuk
kembali."
TUAN Smart punya dua
orang anak laki-laki. Yang seorang sudah nyemplung ke dunia politik. Dan yang
seorang lagi, tidak lebih baik daripada itu."
"SAYA telah
memutuskan untuk melakukan terapi agar ingatan saya kembali baik dan
kuat."
"Sistem apa yang
akan Anda pakai?"
"Saya tidak
tahu. Saya sedang mencari sistem yang bisa membuat saya melupakan apa yang pernah katakan dan janjikan!"
"APAKAH Anda berencana jalan-jalan ke luar negeri masa reses nanti, Pak Benny?"
"Ah, tidak. Buat
apa merencanakan jalan-jalan di sekitar orang yang tidak ngomong dengan bahasa
kita, dan tidak mungkin memilih kita?"